Rabu, 19 Oktober 2011

Orang yg Mengajarkan Tentang Kelepasan dari Sengsara.

Etimologis India mengatakan, Guru berati "Orang yg Mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara." Ketika menfengar istilah ini kita tidak merasa kesulitan untuk mengartikannya. Kita selalu mengartikan bahwa guru adalah merekea yang mengajar di suatu lembaga pendidikan.

Zakiyah darajat (1992) mendefinisikan bahwa guru adalah pendidik profesional, karena guru itu telah memikul tanggung jawab dari dari orangtua peserta didik untuk mendidik anak2 nya.

Secara Legal formal, guru adalah orang yang mendapat Surat Keputusan (SK) baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan kegiatan beelajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. menurut surat edaran (SE) Mendikbud dan BAKN Nomor 57686/MPK/1989, "Guru adalah pegawai Negeri Sipil (PNS) yg diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yg berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah (termasuk hak yg melekeat dalam jabatan)"

UU No 20 th 2003 tenteng Sistem Pendidikan Nasional, "pendidik merupakan teneaga profesional yg bertugas merencanakan dan melaksanakan proses dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi"

.... dan banyak lagi....

Minggu, 09 Oktober 2011

Mereka yang Berjuang Melalui Pendidikan


Saya sering mendengar orang berkata bahwa bangsa yang selalu ada di tiap negara adalah bangsa Cina. Tapi sekarang tidak demikian, hal ini menjadi bumerang bagi kita rakyat Indonesia. Tidak di pungkiri lagi bahwa dewasa ini bangsa Indonesia dapat ditemui di berbagai belahan dunia. Timbul permasalahan ketika keberadaan mereka terasingkan. Diantaranya banyak anak-anak kita di luar negeri tidak mendapatkan fasilitas yang memadai untuk mereka rasakan. Sabah-Malaysia misalnya, disana banyak anak-anak sulit akses pendidikan. Mereka kesulitas akses pendidikan karena pada umumnya tidak memiliki berkas-berkas untuk dapat bersekolah disana. Akhirnya mereka terlantar. Sebenarnya ada nota kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan malaysia tentang tenaga kerja. Tenaga kerja tidak boleh membawa keluarganya untuk menetap di Malaysia. Akan tetapi mungkin faktor psikologis  membuat para pekerja membawa serta keluarga mereka untuk menetap.

Dalam rangka menyediakan pelayanan terhadap kebutuhan pendidikan, Pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan Nasional mengirimkan sekurangnya 150 orang sebagai tenaga kependidikan untuk mengajar di Sabah-Malaysia. 150 orang pendidik terpilih melalui sistem seleksi yang ketat dan terbagi dari 8 Universitas besar di Indonesia. Universitas tersebut diantaranya UPI Bandung, UNESA Surabaya, UNIMED Medan, UM Malang, UNTAN Pontianak, UNM Makasar, UNY Yogyakarta, UNJ Jakarta.
Seleksi yang diberikan sangatlah ketat dan kompleks. Seleksi diawali dari jam 9 pagi dan berakhir sekitar jam 8 malam. Materi Uji diantaranya kemampuan berbahasa Inggris, Psikotest, keterampilan berdiskusi, mikroteaching dan wawancara. Peserta dibatasi hanya 50 Orang dari setiap universitas. Dengan demikian 400 serjana (S1)dari berbagai jurusan mengikuti seleksi.

Peserta akan diberangkan melalui tiga tahap pemberangkatan, yaitu pada bulas september, November dan Mei. Mereka yang lolos seleksi akan mendapatkan pembekalan di Jakarta sekitar 4 hari dan di malaysia selama 2 hari. Setelah itu mereka di distribusikan ke beberapa distrik di Sabah. Selepas transit di distrik utama mereka akan ditempatkan kembali di daerah-daerah perladangan sawit yang jauh dari pusat kota. Satu daerah ladang mungkin akan ditempati sekitar 2-3 peserta. Bahkan hanya satu peserta yang dikirimkan ke daerah tersebut. Meskipun demikian setiap peserta diberikan tanggung jawabyang sama untuk memberikan pelayanan kepada bangsa dan negara melalui pendidikan.

Tugas mereka tidak hanya mengajar saja, tapi juga menyediakan atau menyelenggarakan pendidikan. Memang yang menjadi tujuan utama adalah mengajar, tapi tidaklah kita bisa mengajar jika tidak ada siswa. Zaman ini tidaklah sama dengan dahulu. Guru zaman dahulu dicari oleh muridnya, tapi sekarang ini guru-guru malah mencari murid. Mereka yang disana adalah anak-anak bangsa yang sulit mendapatkan akses pendidikan formal. Meskipun ada pola pikir tidak seperti yang seharusnya. Cukuplah bagi mereka untuk membaca dan berhitung. Ada juaga para orang tua yang berharap anak dan istri membantu pekerjaannya di ladang demi penghidupan mereka.  Oleh karena itu harus ada pendidikan lanjutan agar ada perubahan pola pikir.

Tenaga pendidik yang dikirim akan ditempatkan di HUMANA atau LC (Learning Centre). Humana adalah lembaga sosial yang menyelenggrakan pendidikan setingkat SD. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum Malaysia. Sedangkan LC merupakan lembaga yang didirikan oleh Indonesia sebagai pendidikan tingkat lanjut dari SD (SMP ). Kurikulum yang digunakan pun kurikulum Indonesia.

Sepintas tugas ini mudah, tapi sebenarnya tidak demikian. Sebuah mobil dengan salah pengerjaan dapat kita kembalikan pada pabrik yang bersangkutan. Akan tetapi demikian dengan manusia. Apa yang terjadi jika kita memberikan pendidikan yang salah?. Oleh karena itu tanggung jawab yang besar harus dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan dimanapun ia berada.




GURU ADALAH PROFESIONALITAS

Entri Populer